Overview Scrambler Icon
Tiap-tiap-tiap-tiap basis motor Ducati selalu dijadikan banyak varian. Sepertinya mereka tidak berharap menyia-nyiakan apa yang telah dibangun. Tak tanggung, pada Scrambler ini, punya sekitar sembilan varian. Dari yang bermesin kecil sampai besar. Belum lagi sub-varian dari masing-masing alternatif mesin itu. Kami bahkan kesulitan mengingatnya di luar kepala.
Untuk Icon, berada di kelas menengah. Basisnya masih sama dengan Sixty2 yang jadi entry jenjang Scrambler. Hanya saja dijalankan sebagian upgrade. Dari mulai mesin, kaki-kaki dan sebagian fitur lain. Tentu saja sektor pengereman mengalami ubahan. Wajar, kapasitas mesin lebih besar berbuah kekuatan buas. Melainkan karakter mengendara sama persis. Pencapaian torsi sama-sama bisa diraih pada putaran rendah. Juga posisi duduk tegak yang nyaman dikendarai jauh. Lebih mahal? Pastinya. Selisih harga menempuh Rp 100jutaan.
Fitur Ducati Scrambler Icon
Sebuah indikator digital bulat merangkum seluruh isu, mirip kepunyaan varian Scrambler lain. Dengan penempatan yang khas di sudut kanan. Isinya lumayan lengkap. Generasi 2019 ini telah dilengkapi fuel gauge yang tadinya tak datang. Nah, kami suka ini. Padahal bergaya klasik, rasanya fitur ini dibutuhkan. Cukup repot mengira-ngira sisa bensin dalam tangki. Posisi gigi juga kini ditampilkan pada layar LCDnya. Kecuali itu standar saja, speedometer, takometer, tripmeter, odometer, jam dan sensor penting lain. Saklarnya juga mengalami penyegaran bentuk. Tapi tidak menambah fitur apa saja di bagian ini. Walaupun tuas kopling, kini menggunakan cara hidrolis tanpa kabel konvensional lagi. panjang tarikannya juga bisa dikontrol dengan sebagian setelan.
Desain Scrambler Icon
Secara tampilan, Scrambler punya garis desain yang mirip-mirip. Bergaya klasik dengan sentuhan modern. Tak banyak ornamen yang melekat, sungguh-sungguh minimalis. Berbeda dengan generasi sebelumnya, headlampnya kini semakin menawan atas pemasangan LED DRL. Alurnya mengelilingi lampu memberikan efek dramatis. Stoplamp juga nampak lebih modern dengan barisan lampu LED. Kecuali itu, joknya baru berbahan kulit dengan detail jahitan rapi. Beranjak ke bagian bodi, kedua sisi tangkinya dipasangkan panel almunium. Kelihatan sekali lekukan dan finishingnya dijadikan dengan bagus. Hanya sentuhan simpel namun membikin motor nampak mahal.
Dimensi total (PxLxT) 2165x855x1150. Walaupun jarak sumbu roda 1445mm. Ya, standar moge. Pun agak sedikit kompak untuk ukuran mesin 800cc. Jarak daerah duduk ke tanah masih ramah untuk postur orang Indonesia, di angka 798mm. Melainkan, seandainya masih terlalu tinggi Ducati menyediakan alternatif lower seat yang hanya 778mm. Bobotnya? 189Kg. Cukup mengagetkan, karena hanya terpaut 6kg dengan Sixty2 yang bermesin kecil.
Pengendalian & Pengendaraan Ducati Scrambler Icon
Disangga rangka tubular figur teralis khas Ducati. Rangka seperti ini telah tenar kokoh dan enak diajak bermanuver. Suspensinya tidak lagi bermerek Showa, tetapi Kayaba. Di depan menerapkan contoh upside-down 41mm. Diameternya sama dengan teleskopik milik Sixty2. Melainkan, karena modelnya inverted seakan motor nampak lebih padat. Kualitas peredaman juga semakin bagus dengan ini. Meskipun monoshock tertanam di belakang dengan berjenis-tipe setelan damping. Kecuali itu, posisi duduk tegak berkat stang lebar dan tinggi. Ditambah jok empuk dengan busa tebal. Pengendalian mestinya tidak mempunyai dilema berkat peranti yang ditanamkan ini.
Mesin & Konsumsi BBM Scrambler Icon
Konfigurasi mesin L-Twin ala Ducati jadi sumber kekuatannya. Dengan kapasitas bersih 803cc membuatnya kapabel memberikan tenaga optimal 74PS di 8250rpm. Untuk torsinya, 67Nm di 5.750rpm. Energi ini disalurkan ke roda belakang melewati gearbox 6-speed dengan tuas kopling hidrolis. Output mesin sebesar itu sungguh-sungguh cukup untuk menunjang muatan motor. Spinning atau wheelie di jalan gampang saja dijalankan. Yang juga menarik, konsumsi BBM masih tergolong irit, 20kpl (kombinasi). Kecuali itu, emisi gas buang telah lulus uji Euro 4.
Pengereman Ducati Scrambler Icon
Cakram besar tampak menutupi pelek di sisi kiri. Sedangkan belum dual disc, masih cukup untuk menahan laju motor. Di depan, cakramnya sebesar 330mm dijepit kaliper Brembo 4 piston. Padahal di belakang, 245mm dengan kaliper sama, namun dengan 1 piston. Untuk sensor ABS difasilitasi oleh Bosch. Bukan ABS awam, namun cornering ABS.
Semacam. Jika ABS biasa, bekerja hanya dikala keadaan motor berdiri. Melainkan ketika menikung dan mengerem keras, daya kerjanya tidak optimal. Nah, cornering ABS ini juga membaca sudut kemiringan motor untuk mengirimkan sensor lebih banyak ke ECU. Lalu memaksimalkan daya kerjanya dalam sudut kemiringan yang ekstrem sekalipun. Sebab cukup penting. tidak jarang, pengereman keras terjadi ketika bermanuver di tikungan.
KAB. TELUK WONDAMA, PAPUA BARAT
KECAMATAN RUMBERPON
Belum ada sales terdaftar di halaman ini
Overview Scrambler Icon
Tiap-tiap-tiap-tiap basis motor Ducati selalu dijadikan banyak varian. Sepertinya mereka tidak berharap menyia-nyiakan apa yang telah dibangun. Tak tanggung, pada Scrambler ini, punya sekitar sembilan varian. Dari yang bermesin kecil sampai besar. Belum lagi sub-varian dari masing-masing alternatif mesin itu. Kami bahkan kesulitan mengingatnya di luar kepala.
Untuk Icon, berada di kelas menengah. Basisnya masih sama dengan Sixty2 yang jadi entry jenjang Scrambler. Hanya saja dijalankan sebagian upgrade. Dari mulai mesin, kaki-kaki dan sebagian fitur lain. Tentu saja sektor pengereman mengalami ubahan. Wajar, kapasitas mesin lebih besar berbuah kekuatan buas. Melainkan karakter mengendara sama persis. Pencapaian torsi sama-sama bisa diraih pada putaran rendah. Juga posisi duduk tegak yang nyaman dikendarai jauh. Lebih mahal? Pastinya. Selisih harga menempuh Rp 100jutaan.
Fitur Ducati Scrambler Icon
Sebuah indikator digital bulat merangkum seluruh isu, mirip kepunyaan varian Scrambler lain. Dengan penempatan yang khas di sudut kanan. Isinya lumayan lengkap. Generasi 2019 ini telah dilengkapi fuel gauge yang tadinya tak datang. Nah, kami suka ini. Padahal bergaya klasik, rasanya fitur ini dibutuhkan. Cukup repot mengira-ngira sisa bensin dalam tangki. Posisi gigi juga kini ditampilkan pada layar LCDnya. Kecuali itu standar saja, speedometer, takometer, tripmeter, odometer, jam dan sensor penting lain. Saklarnya juga mengalami penyegaran bentuk. Tapi tidak menambah fitur apa saja di bagian ini. Walaupun tuas kopling, kini menggunakan cara hidrolis tanpa kabel konvensional lagi. panjang tarikannya juga bisa dikontrol dengan sebagian setelan.
Desain Scrambler Icon
Secara tampilan, Scrambler punya garis desain yang mirip-mirip. Bergaya klasik dengan sentuhan modern. Tak banyak ornamen yang melekat, sungguh-sungguh minimalis. Berbeda dengan generasi sebelumnya, headlampnya kini semakin menawan atas pemasangan LED DRL. Alurnya mengelilingi lampu memberikan efek dramatis. Stoplamp juga nampak lebih modern dengan barisan lampu LED. Kecuali itu, joknya baru berbahan kulit dengan detail jahitan rapi. Beranjak ke bagian bodi, kedua sisi tangkinya dipasangkan panel almunium. Kelihatan sekali lekukan dan finishingnya dijadikan dengan bagus. Hanya sentuhan simpel namun membikin motor nampak mahal.
Dimensi total (PxLxT) 2165x855x1150. Walaupun jarak sumbu roda 1445mm. Ya, standar moge. Pun agak sedikit kompak untuk ukuran mesin 800cc. Jarak daerah duduk ke tanah masih ramah untuk postur orang Indonesia, di angka 798mm. Melainkan, seandainya masih terlalu tinggi Ducati menyediakan alternatif lower seat yang hanya 778mm. Bobotnya? 189Kg. Cukup mengagetkan, karena hanya terpaut 6kg dengan Sixty2 yang bermesin kecil.
Pengendalian & Pengendaraan Ducati Scrambler Icon
Disangga rangka tubular figur teralis khas Ducati. Rangka seperti ini telah tenar kokoh dan enak diajak bermanuver. Suspensinya tidak lagi bermerek Showa, tetapi Kayaba. Di depan menerapkan contoh upside-down 41mm. Diameternya sama dengan teleskopik milik Sixty2. Melainkan, karena modelnya inverted seakan motor nampak lebih padat. Kualitas peredaman juga semakin bagus dengan ini. Meskipun monoshock tertanam di belakang dengan berjenis-tipe setelan damping. Kecuali itu, posisi duduk tegak berkat stang lebar dan tinggi. Ditambah jok empuk dengan busa tebal. Pengendalian mestinya tidak mempunyai dilema berkat peranti yang ditanamkan ini.
Mesin & Konsumsi BBM Scrambler Icon
Konfigurasi mesin L-Twin ala Ducati jadi sumber kekuatannya. Dengan kapasitas bersih 803cc membuatnya kapabel memberikan tenaga optimal 74PS di 8250rpm. Untuk torsinya, 67Nm di 5.750rpm. Energi ini disalurkan ke roda belakang melewati gearbox 6-speed dengan tuas kopling hidrolis. Output mesin sebesar itu sungguh-sungguh cukup untuk menunjang muatan motor. Spinning atau wheelie di jalan gampang saja dijalankan. Yang juga menarik, konsumsi BBM masih tergolong irit, 20kpl (kombinasi). Kecuali itu, emisi gas buang telah lulus uji Euro 4.
Pengereman Ducati Scrambler Icon
Cakram besar tampak menutupi pelek di sisi kiri. Sedangkan belum dual disc, masih cukup untuk menahan laju motor. Di depan, cakramnya sebesar 330mm dijepit kaliper Brembo 4 piston. Padahal di belakang, 245mm dengan kaliper sama, namun dengan 1 piston. Untuk sensor ABS difasilitasi oleh Bosch. Bukan ABS awam, namun cornering ABS.
Semacam. Jika ABS biasa, bekerja hanya dikala keadaan motor berdiri. Melainkan ketika menikung dan mengerem keras, daya kerjanya tidak optimal. Nah, cornering ABS ini juga membaca sudut kemiringan motor untuk mengirimkan sensor lebih banyak ke ECU. Lalu memaksimalkan daya kerjanya dalam sudut kemiringan yang ekstrem sekalipun. Sebab cukup penting. tidak jarang, pengereman keras terjadi ketika bermanuver di tikungan.